love


0

PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI DUNIA BARAT

Sabtu, 01 Maret 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang universal, maksudnya yakni tidak hanya untuk dunia timur maupun dunia barat saja. Dari berbagai penjuru dunia mampu dan mengenal agama Islam. Begitu pula dengan perkembangan studi Islam. Dalam peradabannya, perkembangan studi Islam mampu berkembang pesat di dunia barat.
Untuk menjelaskan perkembangan studi Islam di dunia barat perlu dijelaskan lebih dahulu sejarah kontak Islam dengan dunia barat (Eropa). Kontak Islam dengan barat (Eropa) dapat dikelompokan menjadi dua fase, yakni: (1) di masa kejayaan Islam (abad ke-8), dan (2) sejak masa renaissance, dimana barat mulai berjaya sampai sekarang. (Pengantr Studi Islam 2010:82)
Dalam makalah ini, kami akan membahas Perkembangan Studi Islam di dunia barat.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
a.    Bagaimana sejarah Perkembangan Studi Islam?
b.    Bagaimana perkembangan studi islam di dunia barat fase kejayaan Islam?
c.    Bagaimana perkembangan studi Islam di dunia barat fase dunia barat berjaya?
                                    
C.     Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari makalah, yaitu:
a.    Mengetahui sejarah Perkembangan Studi Islam
b.    Mengetahui perkembangan studi islam di dunia barat fase kejayaan Islam
d.   Mengetahui perkembangan studi Islam di dunia barat fase dunia barat berjaya





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan Studi Islam
Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir.
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi.
Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
Gerakan ini pada akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.
B.     Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat Fase Kejayaan Islam
Seperti terungkap ketika membahas sejarah perkembangan studi Islam, bahwa kontak pertama antara dunia barat dengan dunia Islam adalah melalui kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat dating kesejumlah perguruan tinggi, laboratorium, observatorium, dan pusat-pusat studi Islam untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi berkedudukan di Baghdad (Irak) dan di Kairo (Mesir), sementara di belahan barat berkedudukan di Cordova.
Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip kedalam bahasa Latin sejak abad ke-13 Masehi hingga bangkitnya zaman kebangunan (Renaissance) di Eropa pada abad ke-14. Kegiatan penyalinan manuskrip ini bermula atas restu King Frederick H dari Sicily(1198-1212), yang belakangan menjabat Kaisar Holy Roman Empire (1215-1250).[1]
Sekalipun mendapatkan tantangan dari Paus di Vatikan, namun kegiatan manuskrip tersebut tetap berjalan sehingga tercipta perguruan tinggi di semenanjung Italia, Padua, Florence, Milano, Venezia, Oxford dan Cambridge di Inggris, Sorbonne di Perancis dan Tubingen di Jerman. Karya-karya para ilmuan muslim dimanuskrip kedalam bahasa Latin, tidak berbeda dalam bidang filsafat, sehingga muncullah aliran Skolastik, Rasionalisme dan Empirisme. Berkat penyalinan tersebut, terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di barat.
Tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan ilmu pengetahuan bangsa Arab dalam bidang kedokteran dan bidang matematika pada abad ke-1 Masehi yakni: Gerbert d’Auvergne yang kemudian menjabat menjadi paus di Vatikan dengan panggilan Pope Sylvester II (999-1003 M), Constantine the African dan Adelard of Bath.
 Pada pertengahan abad ke-12 Masehi barulah Raymund, membentuk society of Translator yang diketuai oleh Arcebdeacon D ominicus Gundasalvi, dan buat pertama kalinya muncul versi-versi dalam bahasa Latin mengenai himpunan komentar Avicienna (Ibnu Zina) dan Agazales (Al-Ghazali)dan juga Vons Vitae karya Ben Gebirol. Dengan demikian mulailah berlangsung kegiatan penyalinan naskah-naskah Arab. Karya Ibnu Zina dalam bidang ketabiban, yaitu Canon of Medicine, disalin untuk pertama kalinya oleh Gerard of Cremona. Di Palerno dia mengumpulkan tokoh-tokoh Muslim dan Yahudi untuk kepentingan penyalinan naskah-naskah Arab ke dalam bahasa Latin, baru disusul oleh tokoh-tokoh Kristen yang mempelajari dan mendalami bahasa Arab.
 Kaisar Frederick II memberikan fasilitas tidak terhingga kepada Michael Scot (1175-1234), tokoh yang pertama-tama dalam sejarah menyalin karya-karya Averroes (Ibnu Rusyd). Pada tahun 1217 M Michael melawat ke Toledo dan membawa pulang sekian banyaknya naskah-naskah Arab dalam bidang astronomi dan bidang-bidang fisika lainnya. Seorang tokoh lagi yang diberi fasilitas oleh Kaisar Frderick II adalah Hermanus Allemanus, yang antara tahun 1234 M sampai dengan 1256 M menyalin karya-karya Al-Farabes (Al Farabi). Di samping itu dia pun menyalin Rbetorica, salinan karya Aristoteles (184-322 M) di dalam bahasa Arab, serta menyalin Poetic dan Etbica, karya Averroes (Ibnu Rusyd) yang merupakan salinan karya Aristoteles.[2]

C.    Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat Fase Dunia Barat Berjaya
Kedatangan Muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya Eropa Barat dilatarbelakangi oleh dua alasan pokok, yakni:alasan politik dan alasan ekonomi. Alasan politik adalah kesepakatan kedua Negara, yang satu sebagai bekas penjajah, sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai kesepakatan dengan Negara-negara bekas jajahannya, bahwa penduduk Negara-negara jajahannya boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanganlah Muslim dari Afrika Barat ke Afrika Utara, khususnya dari Algeria ke Perancis. Kebijaksanaan yang hamper sama dilakukan Belanda terhadap penduduk Suriname, Inggris terhadap Pakistan, India dan Afrika Timur. Adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan Negara-negara Eropa barat.
Adapun kategori Muslim yang ada di Eropa Barat ada dua, yakni pendatang (migrant) dan penduduk asli. Kategori lebih jauh tentang penduduk asli dapat dikategorikan kembali menjadi tiga, yakni: orang asli yang masuk Islam (converted Muslim),keturunan dari Muslim asli yang sudah lama, Muslim yang kembali menemukan agama aslinya (rediscovery Islam of original roots). Untuk kategori yang terakhir yakni Islam yang ada di Spanyol. Leluhur mereka adalah Islam, namun seiring berjalannya waktu mereka keluar dari Islam dan akhirnya kembali masuk Islam lagi.
Pembahasan tentang perkembangan studi Islam di dunia barat (Negara non-Muslim) dapat dikelompokan menjadi tiga:
1)   Berdasarkan dosen yang mengajarkan studi Islam
2)   Berdasarkan perguruan tinggi, dan
3)   Berdasarkan pusat studi
Berdasarkan dosen yang mengajar, Studi Islam dapat dikelompokan menjadi dua yakni: tenaga pengajar yang menganut agama Islam dan tenaga pengajar non-Muslim.
Munculnya sarjana-sarjana Muslim seperti Muhammad Iqbal, Farzlur Rahman di Chicaho, Mohammed Arkoun, Farid Esack dll merupakan sebuah hasil dari interaksi mereka dengan tenaga-tenaga pengajar tentang Studi Islam di dunia barat. Para sarjana Muslim ini dengan kepiawaiannya dalam menggunakan bahasa barat ini (Eropa dan Amerika) dapat meluruskan pandangan sarjana Barat yang kadang-kadang berpandangan miring terhadap Islam dan Muslim.
Mereka non-Muslim lebih disebut dengan sebutan orientalist,dari kata orient yang berarti timur, dan list berarti ahli. Maka secara bahasa orientalist adalah ahli ketimuran. Maksud timur di sini adalah Islam. Maka ringkasnya, orientalist adalah ahli keislaman. Para orientalist ini disebut sebagai orang yang mengetahui islam secara kognitif atau aqliyah (understanding), tidak pernah sampai pada tingkat efektif atau qalbiyah (merasakan) apalagi pada tingkat phsikomotorik atau fi’liyah ‘amaliyah.[3]

Berdasarkan perguruan tinggi yang menyebutkan nama Islam studies di Amerika Serikat (USA) hanya beberapa perguruan ringgi, diantaranya:
1)      American Islamic College di Chicago, dimana Islamic Studies berada di bawah Area & Ethnic Studies. Di samping itu, di college ini juga ditawarkan Religious Studies.
2)      American University di Massachusetts, Washington, yang berdiri tahun 1893. Islamic Studies ada di dawah Ethnic Studies, sama dengan American Studies, European Studies, Latin American Studies, Judaism & Jewish Studies, Area Studies, Ethnic Studies dan Cutural Studies. Di samping itu, ada juga Religious Studies, yang mencakup Philosophy dan Religious Studies.
3)      College of Wooster di Wooster, dan berdiri tahun 1866. Islamic Studies ada di bawah Ethnic Studies, sama dengan African Studies, Asian & Pacifik Studies, European Studies, Latin American Studies, Middle Eastern Studies, Afro American (black Studies, Area Studies, Ethnic Studies dan Cultural Studies. Perlu dicatat, di College ini juga ada Religious Studies.
4)      University of Washington, dengan Program Comparative Islamic Studies dan Comparative Reigion. [4]
Sementara di perguruan tinggi lain lebih banyak menggunakan nama Studii Wilayah dan Pusat Studi, sebagian diantaranya:
1)      Temple University dengan Prodi Studi Agama.
2)      Indiana University dengan Prodi Program Studi Islam, Timur Tengah dan Bahasa Timur Dekat.
3)      George University dengan Pusat Studi Muslim dan Kristen.
Daftar lengkap 10 Universitas terbaik di duniia yang menawarkan studi Islam:
1)      Harvard University (USA),
2)      Massachusetts Institute of Technology (USA),
3)      University of Cambridge (UK),
4)      University of Oxford (UK),
5)      Stanford University (USA),
6)      University of California Berkeley (USA),
7)      Yale University (USA),
8)      California Intitute of Technology (USA),
9)      Princeton University (USA), dan
10)  Ecoley Polytechnique (UK).

Sementara di Kanada, masih juga masuk wilayah Amerika Utara, ada beberapa perguruan tinggi yang menawarkan studi islamndengan ssebutan yang mirip dengan itu, yakni:
1)      McGill University di Montreal Kanada yang berdiri tahun 1821, menawarkan studi islam dengan nama Islamic studies, di bawah the faculty of Arts.
2)      University of Toronto, di school of Graduate Studies, dengan sebutan Near and Middle Eastern Civilization, di bidang Ancient Near Eastern Studies, Middle Eatern and Islamic Studies, dan Near and Middle Eastern Civilization.
3)      Ontario University di Ontario, dengan Prodi Middle Eastern and Islamic Studies.
4)      Quebec University di Quebec, dengan nama Islamic Studies.

Sementara perguruan tinggi yang menawarkan Studi Isam di Eropa tercatat diantaranya ada di universitas:
1)      University of Cambriidge di Inggris, yang ada di bawah Faculty of Asian & Middle Eastern Studies.
2)      University of London di Inggris, di bawah School of Oriental and African Studies (SOAS).
3)      Durham University di Inggris, yang menawarkan The Institute for Middle Eastern and Islamic Studies di bawah the school of Government and International Affairs, dan merupakan satu perguruan tinggi terdepan dalam Studi Timur Tenag di Inggris. Di prodi ini diajarkan Islamic studies dan ilmu-ilmu social kewilayahan, bahasa Arab, bahasa Persia, bahasa Turki dan Literature.
4)      Edinburgh University, di bawah Faculty of Islamic and Middle Eastern Studies.
5)      Frankfurt University di Jerman juga menawarkan Islamic Studies.
6)      Universiteit Leiden di Leiden Belanda. [5]

Di Australia, studi Islam juga ditawarkan di beberapa perguruan tinggi, baik menjadi bagian dari fakultas dan jurusan maupun dalam bentuk pusat studi. Lembaga yang dimaksud adalah:
1)      The Australian National University (ANU) di bawah Faculty of Arts berupa Center for Arab & Islamic Studies, dengan focus studi the Middle Eas & Central Asia. Di samping itu ada juga Arabic Program, Persia Program dan Turkish Program.
2)      The University of Queensland, dengan Islamic Studies, dan focus pada sejarah, agama, hokum dan budaya Muslim di Negara-negara Muslim.
3)      Melbourne University di The Asian Law Centre dan the Centre for the Study of Contemporary Islam. Meskipun kedua center tersebut bukan salah satu jurusan, tetapi keduanya berada di bawah naungan Melbourne University.[6]

Berdasarkan pusat studi, ada juga beberapa lembaga, baik yang beralifiasi dengan universitas maupun tidak, yang menawarkan dan menyediakan studi Islam, diantaranya ada di United State of Amerika (Amerika Serikat), yakni:
1)      Islamic Society of North America (ISNA)
2)      Council on American Islamic Relations (CAIR)
3)      All-Dulles Area Muslim Society (ADAMS Center)

Diantara pusat yang ada di Eropa dan Australia adalah:
1)      European Academy for Islamic Studies (EAIS) in London. Di pusat ini ditawarkan program gelar (degree), pascasarjana dan short course, dan memiliki dua jurusan: Department of Arabic Studies dan Department of Islamic Studies. Dosen yang mengajar di akademi adalah  Dr. Dawood Abdullah, Dr. Jalal Saleh, Dr. Abu Al Hareth Al-Madny, Syeikh Khalil Ahmed Abouchidaa, Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Al Rahal, Syeikh Ahmad Gaahoul dan Syeikh Saleh Oueslati.
2)      The Oxford Centre for Islamic Studies, Inggris.
3)      Centre for Islamic Law and Society di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia.
4)      Centre for Contemporary Islamic Studies.
5)      Centre for Islamic Management Studies.
Karena itu, hamper di seluruh dunia non-Muslim ada di universitas dan pusat-pusat yang menawarkan studi Islam. Secara umum Negara ini dapat dikelompokan minimal menjadi tiga wilayah besar, yakni:
1)      Amerika, yang meliputi USA dan Kanada.
2)      Eropa, yang meliputi Inggris, Belanda dan Jerman
3)      Australia
Di samping tiga wilayah pokok tersebut, Singapore juga menawarkan studi Islam dengan nama studi wilayah. Jadi dari namanya bukan studi Islam, tetapi didalamnya masuk juga studi Islam. Bahkan di Jepangpun ada universitas yang menawarkan Islamic Studies, dan adapula organisasi peminat Islamic Studies. Organisasi yang dimaksud adalah Association for Islamic Studies in Japan (AISJ). Organisasi ini bertujuan untuk melakukan penelitian di bidang Studi Islam dan menjaga kontak dengan institusi-institusi Islam di dunia.




[1] Prof.Dr.H.Khoiruddin Nasution, M.A, Pengantar Studi Islam, hlm. 83.
[2] H.A.R Gibb, Aliran-Aliran Moderen dalam Islam, ter.Mavhnun Husein, (Jakarta:Rajawali Pers, 1990), hlm. 72
[3] Prof.Dr.H.Khoiruddin Nasution, M.A, Pengantar Studi Islam, hlm. 94.
[4] Google, akses tgl 29 September 2012.
[5] Ibid,. hlm. 102-103
[6] Ibid,. hlm. 105-106.

0 komentar:

Posting Komentar